Cinta Pertama Danny



Ini adalah hari ketiga dimana Maura mengikuti kemanapun Danny pergi. Semenjak kejadian dimalam kembang api itu, Maura jadi penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Danny, seniornya.

“ heh, ngapain lo dibelakang sana? “ ucap sebuah suara didepan Maura.

Karena merasa tak ditanggapi, ia berucap lagi, “ ini udah ketiga kalinya ya lo ngikutin gue! “

Dengan agak ragu dan dipenuhi rasa takut akibat ketahuan, Maura pun mendekati Danny dan menjelaskan tentang rasa penasarannya selama ini pada Danny.
“ gausah kepo deh lo! Ini urusan guee “ omel Danny, lalu ia pergi meninggalkan Maura.

Nampaknya Maura tidak menyerah untuk mengetahui apa yang diperbuat Danny. Dan pagi ini, ia telah berada disebuah lorong sekolah. Ia mengintip disuatu celah untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Danny. Disana Danny nampak sedang memasukkan tas ransel ke dalam lokernya, saat hendak menutup loker itu sesuatu jatuh dari dalam loker namun tak diketahui oleh Danny dan Danny langsung meninggalkan tempat itu.

Setelah keadaan lumayan aman, Maura keluar dari tempat persembunyiannya. Dan pergi ke loker Danny. Awalnya ia sulit menemukan loker Danny, namun akhirnya ia melihat sesuatu dilantai dan sesuatu itu dipungut olehnya lalu Maura meninggalkan tempat itu.

Maura tengah berada dikelasnya, ia memandang sebuah kertas yang telah ditemukannya tadi. Sebuah kertas berisikan nomor telepon. Nomor siapa ya? Itulah yang sekarang ada dibenak Maura. Kini keadaan kelas sudah mulai ramai, cepat-cepat Maura masukan kertas itu ke dalam tasnya.

Saat jam istirahat, Maura pergi ke kantin bersama kedua temannya. Sepanjang perjalanan menuju kantin, ia berbincang dengan kedua temannya itu sampai akhirnya ia izin untuk ke toilet sebentar pada keduanya.

Setelah keluar dari toilet, Maura beranjak lagi ke kantin menyusul kedua temannya yang telah terlebih dahulu kesana. Saat ia melangkahkan kaki, suara-suara aneh terdengar ditelinganya. Seperti ada seseorang yang berbicara sendiri. Maura mencari sumber suara itu.

Ternyata Danny. Dilihatnya Danny sedang berbicara lewat telepon dengan seseorang dengan nada yang ketakutan. Dan sedikit panik. Tak lama telepon itu diputus olehnya. Betapa terkejutnya saat Danny mendapati Maura tengah berdiri kaku dibelakangnya.

“ lo lagi?! Ngapainn si disini.. “ omel Danny.
Dengan nada takut dan gugup, Maura berkata, “ guee, gue cuma.. em? Gue? “
“ udah deh, lo sekarang berenti ngikutin gue! Dan jangan ikut campur sma masalah gue karna ini bukan urusan lo “ bentak Danny yang langsung membuat Maura sedih.

Maura masih berdiri kaku ditempat itu. Ia sangat sedih dengan perkataan Danny barusan. Ia memutuskan untuk pergi ke kelas dan tidak jadi ke kantin.

**

Malamnya, Danny pergi ke sebuah tempat dimana ia bekerja. Setelah tadi siang ia mengalami kejadian yang sangat pahit. Ia baru saja dijadikan korban aniaya oleh tetangganya sendiri karena ulah adik kandungnya.

“ kerja yang benar! Jangan lesu begitu, kalau ada masalah pribadi jangan dibawa ke pekerjaan!! “ omel ownernya itu.

Lalu Danny dengan sangat hormat, langsung meneruskan lagi pekerjaannya. Hingga akhirnya pukul 11 malam. Danny pulang ke rumahnya. Ia dengan motor kesayangannya melewati daerah yang cukup sepi. Sampai akhirnya ada sebuah mobil Honda Jazz, menghalangi jalannya.

“ ada apaan nih? “ ucap Danny memandang ke mobil itu.

Seseorang dari dalam mobil itu keluar dan berkata, “ udah gue bilang sma lo, jangan pernah deket-deket sama Maura! Dan.. ohya? Kenapa waktu itu lo ngomelin Maura? Ha? Lagian apa sih yang lo sembunyiin dari dia? “

“ ini bukan urusan lo! “ jawab Danny santai.

Dengan geram, seseorang yang ternyata menyukai Maura ini, berucap, “ jelas ini urusan gue! Gue suka sma Maura, jadi gue gakan ngebiarin Maura diomelin sama cowok kaya lo “

Danny tersenyum mendengarnya. Ia memegang bahu cowok itu, “ tenang Ram, gue juga gamau ribet buat ngurusin cewek lo, tapi sayangnya cewek lo itu yang selalu nyamperin gue, jadi.. mungkin cewek lo suka sama gue “

Mendengar ucapan Danny, Rama langsung naik darah. Seperti kerasukan sesuatu dan tanpa komando Rama langsung memukul Danny. Hingga Danny terkapar dan tidak ada yang menolongnya. Melihat Danny yang terkapar ditengah jalan, Rama tersenyum licik dan pergi dari tempat itu.

**

Seperti biasanya, Maura sudah datang. Dengan senyum yang ceria, ia menghampiri kedua teman terdekatnya. Angel dan Siska. Seperti belum pernah bertemu setahun, Maura dan keduanya melepas kangen hingga berpelukan didalam kelas.

Sesaat setelah itu, bel masuk pun berbunyi. Dan masuklah jam pertama yakni Biologi. Angel melihat sekelilingnya, karena kebetulan ia adalah sekretaris dikelas itu. Ia mendapat tugas untuk mengabsen seluruh teman-temannya dikelas. Sampai akhirnya, “ oh cuma Danny doang yang gamasuk! “

Maura menoleh ke belakang. Didapatinya Danny tidak ada dikursi baris terakhir, tempat biasanya ia duduk. Dalam hati, Maura sangat bingung kenapa hari ini Danny tidak masuk sekolah.

Saat jam istirahat, seperti biasa Maura dan kedua temannya pergi ke kantin. Saat tengah menyantap makanan didepannya, seseorang yang ternyata teman akrab Danny, datang mendekati Maura.

“ Ra, Danny dipukulin sma Rama tadi malem “ ucap Bayu tanpa basa-basi.
Maura yang kaget langsung memandang kedua temannya, “ serius lo? “

Karna mendapat anggukan dari Bayu, Maura langsung bergegas keluar dari kantin dan menemui Rama. Hanya perlu waktu singkat untuk menemukan Rama, karena Rama sedang menuju ke kantin. Ditariknya Rama ke halaman belakang sekolah.

“ lo tuh ya, bisa ngga sih berenti ganggu Danny! “ omel Maura.
“ ganggu apaan sih? “ ucap Rama lembut, ia memegang kedua tangan Maura.
“ udah gue bilang Ram, sama lo! Jangan pernah ngelakukin yang engga-engga sama 
Danny! Tapi lo tetep aja mukulin dia! Mau lo apa sih? “ bentak Maura.
“ gue cuma gasuka aja Ra, lo deket-deket sma Danny! Jadi wajar dong, gue ngeluarin rasa ngga suka gue ke Danny dengan cara kaya gitu? “ ucap Rama.

Tanpa basa-basi Maura langsung menampar Rama. Dan pergi meninggalkan tempat itu.

**

2 hari kemudian, Danny telah sembuh dari sakitnya. Dengan gaya coolnya yang khas, ia berjalan dikoridor sekolah menuju kelasnya.

Seperti biasa, rutinitas perempuan saat bertemu teman-temannya selalu bergosip dan membicarakan banyak hal. Begitu pula dengan Maura dan kedua temannya. Saat tengah asyik mengobrol, Danny masuk ke dalam kelas dan membuatb obrolan mereka terhenti seketika.

“ yaampun Dan? Udah sehat? “ tegur Siska, teman Maura.

Angelpun juga tak ketinggalan untuk mendekati Danny, “ yaampu Danny, si Rama emang bener-bener kelewatan sama lo! “

Maura ikut berkomentar, “ Danny, maafin Rama ya, dia udah sering banget buat lo menderita.. tapi em? Ini udah parah banget! Rama harus dikeluarin dari sekolah “

“ apaan si lo betiga? Sok perhatian banget deh! Gue gamasuk sekolah bukan karna Rama, karna gue males dibuntutin sma lo! “ Danny menatap mata Maura tajam. Ia berjalan ke kursinya.

Saat jam istirahat, Danny tak biasanya ke perpustakaan seperti ini. Ia duduk disalah satu kursi kosong dan membaca sebuah buku biologi. Sementara dikantin, Maura dan kedua temannya sangat kaget dengan sikap Danny kepada mereka tadi pagi. Segitunyakah, Danny cuek sama orang?

**

Besok paginya, terlihat Maura datang tak seperti biasanya. Agak siang. Setelah tak lama ia datang, Maura langsung dikerubungi kedua temannya. Siska bercerita, kalau ternyata Rama telah dipindahkan oleh orang tuanya ke Medan. Maura benar-benar tidak membayangkan akhirnya ia bebas dari orang saiko yang terus mendekatinya dan melukai orang yang terdekatnya.

Jam istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Namun lagi-lagi Maura membuntuti Danny yang berjalan ke ruang loker. Dibukanya loker bertuliskan ‘08’ dengan kunci itu. Danny mencari sesuatu didalamnya. Dengan mimik wajah yang bingung sepertinya sudah bisa ditebak kalau barang yang dicarinya tidak ketemu.

“ Maura! “ panggil Danny.
Maura yang tengah bersembunyi itu kaget, “ i.. i.. iya? “
“ udah berapa lama ngikutin gue sampe kesini? “ tanya Danny sinis.
“ emm? Sejak lo keluar kelas.. “ ungkap Maura.
Danny menghela nafas panjang. Tiba-tiba Maura berucap, “ emm.. lo nyari apa diloker? “
“ bukan urusan lo! “ Danny pergi meninggalkan Maura.

Sepulang sekolahnya, diantar dengan motor kesayangannya Danny pulang ke rumahnya. Saat baru sampai dipertengahan jalan, ia dihadang oleh mobil jip. Dan kemudian seseorang turun dari dalamnya.

Seperti ada pembicaraan singkat diantara keduanya, seseorang yang nampaknya seperti seorang renterinir itu langsung menghajar Danny. Hingga Danny meringis kesakitan. Setelah itu orang tersebut pergi dengan mobilnya.

“ Danny! “ teriak seseorang dari jauh.
Danny menoleh, “ Maura, ngapain lo? “
“ Danny, lo gapapa? “ Maura memegang pipi kanan Danny. Lalu ia mengeluarkan plester kecil untuk menutupi luka diwajah Danny.

“ mau lo itu apa sih sebenernya? Gue itu kesel tau ngga ngeliat lo buntutin gue mulu! “ omel Danny dengan nada tinggi.
“ gue.. “ ucapan Maura terhenti saat Danny berucap, “ gue itu risih diikutin terus sma lo! Masing-masing orang tuh butuh waktu buat sendiri!! “

“ maaf “ suara Maura mendadak pelan.
“ tiap orang tuh punya privasi yang ngga semua orang harus tau! “ bentak Danny.
“ yaudah, mendingan gue pulang ajaa “ pamit Maura, belum sesaat ia meninggalkan tempat itu, Danny menarik tangan Maura.
“ gue ngga nyuruh lo pulang, gue mau lo tetep disini “ ucap Danny yang masih memegang tangan kanan Maura.

Belum sempat Maura duduk disamping Danny, namun Danny telah berdiri. Dan memeluk Maura. Kini terlihat jelas, air mata yang mengalir deras diwajah Maura.

“ gue akan selalu disini sama lo “ ucap Maura.

Usai kejadian itu, akhirnya dengan segala ketulusan Maura yang ingin mengenal Danny lebih dekat. Danny pun menceritakan apa yang selama ini ingin diketahui oleh Maura.

“ jadi rumah tua dibelakang bukit itu, rumah lo? “ ungkap Maura, Danny mengangguk pelan.

“ pas hari keempat lo buntutin gue, malamnya gue dapet gaji, tapi sayang adek gue bikin ulah jadi gue harus tanggung jawab dan ngerelain uang gaji itu buat ganti rugi, alhasil gue dipukulin sma rentenir gara-gara ga bayar kontrakan dan waktu itu om gue ngasih nomor teleponnya dikertas kecil, dia bilang dia mau bantu gue buat bayar kontrakan rumah, tapi ternyata nomor telepon itu ilang dan akhirnya si rentenir itu mukulin gue lagi, terus tiga hari lagi adalah deadline dimana gue harus bayar kontrakan rumah dan gue bingung harus gimana-_- “ cerita Danny.

“ jadi lo nyari kertas itu? Ini.. gue nemuin ini jatoh dibawah loker lo “ Maura memberi sebuah kertas kecil berisikan nomor telepon.

Dengan memakai hp Maura, Danny menelepon om nya berdasarkan nomor yang tertera dikertas itu. Namun setelah dicoba beberapa kali, hasilnya nihil. Maura menjelaskan mungkin nomor itu telah failed dan om nya telah ganti nomor baru. Dengan berat hati, Danny berpikir keras lagi untuk mendapatkan uang.

**

2 hari kemudian

Maura nampak sangat ceria pagi hari ini, dengan senyum yang mengembang diwajahnya ia mendekati teman-temannya.

Tak berapa lama, bel istirahat berbunyi. Maura mengajak Danny pergi ke kantin. Sesampainya dikantin, Maura memberi sebuah amplop kecil dan menyuruh Danny agar membukanya.

“ hah? Dapet dari mana uang ini? “ tanya Danny.
“ udah dipake aja, lo kan lagi butuh duit buat bayar kontrakan rumah.. itu duit halal kok “ jelas Maura.
“ emm? “ Danny masih ragu-ragu untuk menerima uang itu.
“ 2 hari yang lalu setelah lo nyeritain semuanya ke gue, malamnya gue langsung kepikiran buat bantu lo akhirnya gue ngirim cerpen ke majalah. Terus dapet uang ini deh? “ ungkap Maura.

Terpancar sebuah senyuman manis diwajah Danny. Ia mengucapkan terima kasih pada Maura dan berjanji akan mengganti uangnya.

Sepulang sekolahnya, uang hasil cerpen Maura berjumlah Rp800.000 dan hasil kerja sambilan dibengkel berjumlah Rp200.000 langsung diantarkan ke rentenir itu untuk melunasi hutang orang tua Danny.

Malam harinya, Maura menelepon Danny agar ia pergi dari rumah rentenir itu. Dan membujuk Danny agar mau tinggal dirumah pemberian Maura. Awalnya Danny menolak namun karena bujukan maut dari Maura akhirnya Danny setuju untuk pindah.

**

Besoknya, Angel dan Siska mengabari Danny, bahwa ternyata Maura pergi ke Bandung selama beberapa hari. Danny sempat kaget namun ia tak begitu memikirkan hal ini.

Selama beberapa hari ke depan, Danny mulai terlihat lesu. Ia merasakan ada sesuatu yang hilang akan dirinya. Pikirannya pun tertuju pada Maura. Gadis yang sering mengikutinya belakangan ini namun ternyata ia adalah gadis yang sangat baik. Danny bangga padanya.

Hingga pada akhirnya Danny merasakan kerinduan yang teramat sangat. Ia kangen dengan sosok Maura, penganggu didalam hidupnya. Ia kangen akan senyuman Maura. Ia kangen akan segalanya tentang Maura. Apakah mungkin ini cinta?!

**

3 hari kemudian

Suasana kelas kembali cerah, karena Maura sudah kembali ke sekolah. Danny mendekatinya dan mengajaknya ke halaman belakang sekolah. Disana ia membicarakan suatu hal dan mengobrol-ngobrol dengan Maura.

“ Danny.. “ panggil Maura, ia memegang tangan Danny.
“ besok gue mau pergi lagi ke Bandung “ lanjutnya.

Danny kaget, “ kok pergi lagi? Mau ngapain? “

“ ada suatu hal yang harus gue lakuin disana, dan itu penting banget! “ jelas Maura.
“ lo baru aja dateng Ra, tapi kenapa lo mau pergi lagi? Ada apaan sih sebenernya? “ tanya Danny penasaran.
“ suatu saat lo akan tau kok, yukk ke kelas “ Maura menggenggam tangan Danny.

Sepulang sekolahnya, Maura menunggu seseorang ditempat parkir. Tak lama kemudian datanglah Angel dan Siska. Disusul Danny.

“ kita duluan ya Ra “ pamit Angel dan Siska. Maura mengangguk.
“ em, lo nungguin siapa?! Supir? “ tanya Danny.
“ gue nunggu lo “ ucap Maura.

Maura meminta Danny untuk mengajaknya berkeliling kota Jakarta dan berbelanja sedikit barang di Mall.

Suasana sudah mulai mendung, agar tidak kehujanan sewaktu dijalan, Danny menyarankan agar mereka berdiam dulu di Mall. Dan Maura mengajaknya makan di Food Court.

“ barang belanjaan kita lumayan juga ya “ ucap Danny.
“ ohya Dan, kalo sewaktu-waktu lo kangen sama gue, liat aja musik box itu, gaun yang dia pake mirip sma punya gue soalnya, hehee “ ucap Maura.
“ iyaa, ohya, boneka lilonya buat lo aja ya “ ungkap Danny.

Maura kaget, lalu Danny berucap, “ iya, kalo sewaktu-waktu lo kangen sama gue, liat aja boneka lilo itu, warna yang ada dibadannya warna kesukaan gue soalnya, hehee “

“ ihhh! Itu dialog gue “ omel Maura mencubit tangan Danny.

Sebelum mereka pulang, mereka pergi ke sebuah taman. Mungkin karena tadi habis hujan jadi tanah ditaman itu agak becek sehingga Maura hampir terpeleset. Tapi untung dia jatuh dipelukan Danny, sehingga tak ada yang lecet sedikitpun dari Maura.

“ Ra, gue mau jujur sma lo? “ ucap Danny.

Suasana berubah jadi romantis, ketika Danny mengatakan seperti itu. Tiba-tiba Maura juga berucap, “ gue juga mau ngomong sma lo? “

“ lo duluan aja “ ungkap Danny.
“ Danny, makasih ya selama ini lo udah ngajarin arti hidup buat gue, untuk ngga putus asa buat dapetin apa yang kita mau dan lo tau apa yang gue mau itu? Yang gue mau itu elo, lo yang selalu buat gue penasaran! Gue sayang sma lo “ ucap Maura.

Danny tertawa kecil mendengar itu, saat hendak mengatakan sesuatu, jari telunjuk Maura hinggap dibibir mungil Danny.

“ gue udah tau kok apa yang mau lo omongin, emm? Gue boleh minta suatu hal? “ tanya Maura.

Danny mengangguk, lalu Maura berucap lagi, “ gue mau lo cium gue “
Awalnya Danny kaget dengan apa yang diminta Maura dan Danny tidak mau untuk melakukan itu. Tiba-tiba Maura memeluknya dan bilang bahwa dia sangat sayang sama Danny. Danny pun berkata hal yang sama.

Danny melepas pelukan itu, lalu memandang wajah manis Maura dan mendekatkan wajahnya pada Maura. CUP!

“ makasih Dan, itu adalah first kiss gue dan makasih juga untuk hari ini, semoga kita bisa ketemu lagi “ Maura pergi dengan melambaikan tangannya pada Danny.

**

Setahun kemudian

Sejak kejadian malam lalu, Danny tidak pernah melihat keberadaan Maura sampai saat ini. Ia memandang sebuah kotak musik serta sebuah macbook kecil yang selalu ia bawa kemanapun saat ia merindukan Maura.

Ia sendiri masih bingung akan hilangnya Maura secara tiba-tiba. Hingga akhirnya sebuah keajaiban datang padanya.

“ Mauraaa? “ panggil Danny.

Seseorang itu menoleh, “ maaf saya bukan Maura, saya kembarannya! Maura udah meninggal setahun yang lalu “

Deg! Seperti dicambuk dengan timah panas, Danny tidak bisa menerima kejadian ini. Ia seperti kehilangan daya tahan tubuh, pandangannya seketika buram. Ia tidak bisa membayangkan sosok yang selama ini dicintainya, telah meninggal. Pantas saja dihari terakhir bertemu Maura, ia mengucapkan banyak terima kasih, nyatanya dia memang ingin meninggalkan orang-orang terdekatnya.

                                      TAMAT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Titik Balik

Pengorbanan Shilla

Kopi Pahit