Akhir Cinta Vita
“ happy
anniv ke 6 ya sayang “ ungkap Vita sambil mengecup kening pacarnya, Rio
dihalaman belakang sekolah.
Rio
memandang cewek yang ada didepannya dengan wajah sinis. Seakan-akan mengetahui
suatu hal. Namun karena rasa sayangnya yang begitu besar pada Vita, ia tak
ingin pacarnya tau apa yang sedang ia rasakan.
“ hehee, iya
sayang! Keep romantic ya “ hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Rio.
Dengan wajah
ceria, Vita merangkul pacarnya, “ iyaa sayang, longlast ya kitaa! “ ungkapnya.
Namun hanya sebuah anggukan pelan yang dapat Rio berikan.
Setelah
mengambil tas ransel ungunya, Vita mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru, “
Rio, nih buat kamu, aku beli itu udah jauh-jauh hari loh! Buka deh “ ucapnya.
Dengan
senyum yang mengukir diwajahnya, Rio mengambil kado pemberian Vita, “ iya
makasih sayang, bukanya ntar aja ya dirumah “ jawabnya. “ sekarang aku anter
kamu pulang.. “ lanjutnya.
“ ahh, engga
ah! Kita jalan dulu aja yukk! Sekalian ngerayain anniv yang? “ ajak Vita, ia
menarik tangan Rio keluar dari lingkungan sekolah.
Dengan
pasrah akhirnya Rio mengikuti ajakan Vita. Tak perlu lama untuk berjalan ke
sebuah Mall yang dekat dengan sekolah mereka. Setelah memarkirkan motor, Vita
mengajak Rio ke FunWorld untuk bermain game.
Sekitar lima
belas menit, Rio menemani Vita bermain segala permainan yang ada, akhirnya
mereka berdua berjalan untuk mencari Food Court karena ingin makan. Selama
diperjalanan, ternyata mereka melewati sebuah toko gadget dan Vita sangat ingin
membeli iPod touch.
“ yahh, aku
gabawa uang Vit, maaf ya.. lagi pula aku ga kepikiran buat kesini sama kamu “
ucap Rio.
Dalam hati
Vita, ia sangat ingin sekali membeli iPod tersebut karena memang gadget
keluaran baru saat itu. Dan ternyata ia tak jadi membeli barang yang
diinginkan, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke Food Court untuk
makan. Usai makan, Vita masih memasang wajah cemberut karena gadget itu belum
ia dapatkan. Berkat bujukan maut Rio, akhirnya Rio berhasil mengajak Vita
pulang dan berjanji akan membelikannya suatu hari.
**
Saat tengah
malamnya, Rio mendapat telepon dari Dinda teman sekelasnya. Lumayan lama hp itu
berdering, akhirnya Rio mengangkatnya juga. Dalam pembicaraan mereka, nampak
mereka sedang membicarakan Vita. Namun entah hal apa yang asyik dalam
perbincangan itu. Setelah 7 menit telponan akhirnya Rio memutus telepon itu
lalu beranjak tidur.
Sementara
dirumah Vita, waktu telah menunjukan tengah malam. Namun sepertinya Vita sedang
teleponan dengan pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Kevin Putra. Sang
senior ganteng yang disukainya. Vita sering membicarakan banyak hal pada Kevin.
Dan ternyata kedekatan mereka kurang lebih 4 bulan selama status Vita masih
menjadi pacar Rio.
**
Pagi
harinya, dengan mengebut sekuat tenaga tak membuat Vita berhasil untuk lolos
dari satpam sekolahnya. Kini ia terpaksa ditahan diluar gerbang sekolah karena
ia terlambat 2 menit. Berulang kali minta dibukakan pintu, satpam itu tetap
kekeh pada pendiriannya untuk tidak membukakan pintu pagar.
“ huh sial!
“ ungkap Vita sambil bersandar dibadan mobilnya.
Namun
tiba-tiba suara klakson yang keras membuat Vita kaget. Dan seseorang keluar
dari mobil berplat nomor B 239 DS. Menghampiri Vita.
“ kalau pen
masuk, sini ikut gue! “ ucap seseorang ini.
Langkah kaki
Vita mendekati mobil itu, lalu ia pun masuk kedalamnya. Saat mobil itu melaju
dekat gerbang, sang satpam mendekati mobil tersebut. Setelah berbincang cukup
lama, akhirnya mobil itu di izinkan masuk.
“ aduh,
thanks ya.. berkat lo gue bisa masuk kelas, gue duluan “ pamit Vita setelah
keluar dari mobil, ia lalu berlari ke kelasnya.
Seseorang
itu tersenyum dan memandang kepergian Vita. Lalu berjalan ke kelasnya juga.
Saat bel
istirahat berbunyi, Vita tidak langsung meninggalkan kelas. Ia masih sibuk
mencatat, tak lama setelah itu, Rio menghampirinya. Dengan sabar Rio menunggu
Vita yang masih serius mencatat.
“ yukk, kita
ke kantin! “ ajak Vita, sesaat setelah menutup buku catatannya.
Lalu mereka
berdua pergi ke kantin. Setelah memilih meja yang pas untuk duduk. Akhirnya Rio
pergi memesan makanan. Dan saat itu datanglah Kevin ke meja Vita.
“ hey, bbman
teruss.. “ ucap Kevin, ia duduk didepan Vita.
“ eh,
kakak.. heheee iya, abis banyak fans sih, hehe “ tawa Vita.
“ Rio nya
mana? “ tanya Kevin.
“ dia lagi
mesen makanan kak.. kakak ga makan? “ lanjut Vita.
“ udah kok
tadi, eh ya kakak duluan ya “ pamit Kevin setelah mengetahui kalau Rio tengah
berjalan ke meja itu.
Saat Rio
mulai duduk, ia masih menatap kepergian Kevin. Ia seperti tidak suka dengan
keberadaan Kevin tadi. Lalu Rio akhirnya makan makanan yang ada dihadapannya.
Usai makan,
tiba-tiba Vita langsung pamit untuk ke kelas. Namun Rio mencegahnya tapi Vita
terus beralasan akhirnya ia pun berjalan meninggalkan kantin.
Saat sampai
didepan kelasnya, Vita tak langsung masuk ke dalam. Ia berdiri dibalkon sambil
memandang ke lantai bawah.
“ ayo Vit “
ajak seseorang, ia memegang tangan Vita.
Tak berapa
lama kemudian, sampailah mereka disebuah ruang musik. Vita lalu masuk
kedalamnya, kemudian ia meminta kepada seseorang itu untuk mengajarkannya
bermain piano.
“ ih, kak,
aku belum hafal kuncinya “ ucap Vita saat tengah diajarkan bermain piano.
Dengan sabar
seseorang itu mengajarkan Vita menghafalkan kunci piano itu. Namun tanpa
sepengetahuan mereka, ada empat pasang mata yang tengah mengawasinya dari balik
jendela.
Setelah 5
menit berada disana, Vita pamit ke kelasnya. Lalu ia diantarkan oleh orang itu
ke depan kelas.
“ wow!
Pinter yah, cowok lo lo tinggal sendiri dikantin tapi lo malah asyik sama dunia
lo! Dasar cewe bodoh-_- “ ucap seorang cewek saat melihat Vita memasuki kelas.
Saat jam
pelajaran ke 5 ternyata gurunya tidak hadir dan kelas pun kosong. Vita malah
sibuk bbman dengan seseorang sambil diselingi tawa. Sesaat setelah itu,
datanglah sebuah sms masuk dari Rio.
“ nanti
malam kita ketemuan di Bober Cafee jam 7 ya, muaah “ begitulah
kira-kira sms masuk dari Rio.
**
Saat
malamnya, Vita telah selesai mandi dan membersihkan tubuhnya dengan lotion lalu
ia memilih baju yang pas untuk pergi ke Bober Cafe bersama pacarnya, Rio.
Usai mencoba
baju yang pas menurutnya, akhirnya dia bersiap untuk pergi ke cafe itu. Namun
sebuah telpon masuk datang ke hpnya.
“ kamu ada
acara ga malam ini? “ | “ gaada kok Kak, knp? | “ temenin aku ke toko musik
dong “ | “ oh yaudah, kakak jemput aku aja | okee, aku otw skrg..
Vita tak
ingat jika saat ini, dia ada janji dengan pacarnya, padahal jelas-jelas dia
sudah rapi dengan baju yang ia kenakan saat ini. Tak perlu menunggu lama, Kevin
pun telah datang dan akhirnya mereka meluncur ke toko musik dibilangan Kemang.
Lain halnya
dengan Rio, ia kini telah duduk manis menanti sang kekasih. Namun tanpa
sepengetahuannya ternyata Vita telah pergi bersama Kevin. Rio memandang kearah
jalan berharap Vita baru turun dari taksi. Lalu sesekali Rio menatap pintu
masuk cafe, berharap seseorang yang membuka pintu itu adalah Vita. Namun
hasilnya nihil, tepat pukul 19.15 kini Vita belum kelihatan batang hidungnya.
Sementara
dengan Vita dan Kevin, kini mereka telah sampai disebuah toko musik. Lalu Kevin
mengajak Vita, untuk mencari kaset sebuah band rock favoritnya. Lumayan
berkeliling toko cukup lama, akhirnya Kevin mendapatkan kaset yang di inginkan.
Dengan
memandang sebuah kotak ungu, warna kesukaan Vita, Rio masih berharap agar Vita
datang dan tak lupa dengan janjinya. Rio dengan sabar menunggu pacarnya datang
dan sesekali melihat jam tangannya. Menurutnya, sabar adalah hobby favoritnya
untuk menunggu Vita.
Setelah
membayar dikasir, Kevin mengajak Vita untuk melihat lihat alat musik yang
tersedia ditoko itu. Sesekali Vita menyentuh sebuah piano yang kini ada
dihadapannya, ia sangat ingin menjadi pianis handal seperti sepupunya.
Berkali-kali
waiters datang ke meja Rio, menunjukan sebuah menu makanan padanya tapi dia
tetap masih ingin menunggu Vita. Dia tidak ingin memesan makanan sebelum Vita
datang.
Usai
melihat-lihat alat musik, Vita yang mulai lapar mengajak Kevin untuk makan
malam. Lalu akhirnya mereka keluar dari toko musik itu dan pergi ke cafe yang
berdekatan dengan toko musik itu.
Tak lama,
seorang cewek menghampiri Rio, ia sedikit berbincang dengan Rio. Rio nampak
cuek dan tidak memperdulikan seseorang yang disekitarnya yang tengah
memandangnya.
“ Rio, lo
ini udah hampir 2 jam nunggu Vita, sampai sekarang dia juga belom dateng kan?!
Hmm, gue kasian yo sama lo-_- mending lo pulang aja “ ucap cewek itu.
Pandangan
Rio mengarah ke pintu masuk, sepasang remaja sedang tertawa ria sambil memasuki
area cafe. Pandangan Rio tak henti-hentinya menatap kedua remaja itu.
“ ini Nda,
buat lo aja! Gue duluan yaaa “ ucap Rio, lalu pergi dari cafe itu.
Cewek itu
adalah Dinda, orang terdekatnya Rio. Dinda kini memandang kepergian Rio yang
sangat aneh itu. Dinda menatap sekelilingnya, didapatinya Vita bersama Kevin
tengah tertawa ria diseberang mejanya. Lalu Dinda pergi keluar menyusul Rio.
**
Pagi-pagi
sekali Rio telah berdiri didepan kelas pacarnya itu, ia kembali menunggu Vita.
Dia ingin membicarakan suatu hal sama Vita.
“ hey,
sayang? Kamu ngapain disni? “ tanya Vita.
Rio menghela
nafas, “ semalem aku nunggu kamu hampir 2 jam dibober, kamu kenapa ga dateng?
Sakit? “ ucapnya.
Tiba-tiba
Vita mendadak bingung, “ ahya.. em? Aku? Aku.. lu..pa “ sahutnya.
“ makasih
udah buat aku nunggu! Hubungan kita sampai disini aja! Kita putus “ ucap Rio,
lalu ia meninggalkan Vita.
Dengan mimik
wajah yang serba salah, Vita tak tahu lagi harus berbuat apa. Ini memang
salahnya karena lupa dengan janjinya bersama Rio. Vita juga telah banyak
menyakiti Rio dengan berhubungan dekat dengan Kevin. Tak lama Vita mengejar
Rio.
“ Brruukkk!
“ Vita ditabrak seseorang.
Vita
memarahi orang itu, “ lo tu kalo jalan nunduk ya? Lo ngeliat gue gasih?
Gara-gara lo gue hampir jatoh! Makanya kalo jalan mata tuh dipake, biar ga
nabrak orang! Bego lo “
Seseorang
yang menabrak Vita hanya terdiam. Ia tak bisa berbicara sedikitpun.
**
Besoknya,
Vita duduk lemas dikursinya. Ia tengah memikirkan Rio, yang semalaman
dihubunginya namun tak ada balasan dari Rio. Kemana Rio sebenernya?!
“ eh, ini
semua gara-gara lo! Kalo aja dari awal Rio gasalah milih cewek, pasti dia gakan
galau kaya gini. Dan asal lo tau, pengorbanan Rio buat lo tuh gede banget! Tapi
sayangnya, cewek bodoh kaya lo tu ngga pernah tau apa artinya sebuah
pengorbanan. Karena lo hanya mikirin diri lo sendiri! Dasar egois! “ ucap Dinda
pada Vita.
Vita yang
memang mengetahui kesalahannya pada Rio, hanya bisa terdiam. Tak sanggup
mengeluarkan sepatah katapun.
“ eh asal lo
tau ya! Gara-gara ulah lo itu, sepulang sekolah kemarin, dia langsung check out
ke Prancis, dan tinggal selamanya disana “ sambung Dinda.
Mendengar
itu, Vita langsung kaget. Ia bahkan tak tahu harus bagaimana lagi. Vita bahkan
belum meminta maaf karena ulahnya pada Rio, yang membuat Rio pergi dari
kehidupannya.
Saat jam
istirahat, Vita didatangi oleh Kevin. Dikelasnya.
“ Vit, jadi
selama ini kedeketan kita? Kamu anggep aku suka sma kamu gitu? Yampun,
aku ini
cuma nganggep kamu adik kelas doang! Dan maaf ya, karena aku hubungan kamu sma
Rio jadi kaya gini. Aku minta sama kamu, mulai sekarang sampai kelulusan aku
nanti, kita gausah deket lagi! “ ucap Kevin, lalu pergi.
Deg!
Bagaikan terkena parang ditubuhnya, Vita menangis sejadi-jadinya dikelas. Ia
memang bodoh telah dekat dengan orang yang ia sukai tanpa memikirkan perasaan
pacarnya.
**
5 bulan
kemudian..
Semenjak
kejadian itu, Vita menjadi murung. Ia serba salah dengan perasaannya. Kegalauan
pun kini menimpa dirinya. Dan libur semester ini, dia gunakan untuk bergalau
ria dirumah.
Pagi ini,
Vita masih berdiam diri dikamarnya, ia berjalan ke sebuah lemari pakaian. Ia
memandang baju terakhir yang dipakainya saat dimana ia lupa bahwa ada janji
dengan Rio. Vita menangis melihat baju itu.
Rio memang
tak pernah memberikan barang spesial untuk Vita, namun dibalik itu semua, Rio
memiliki cinta yang tulus untuk diberikan pada Vita.
Kini Vita
berjalan, ke meja belajarnya, ia membuka laci mejanya, dilihatnya sebuah kotak
dimana semua barang pemberian Kevin ditaruhnya didalam kotak itu. Vita sangat
senang melihat pemberian Kevin ini. Seuntai senyuman tersirat diwajahnya.
Sebuah
perbedaan yang sangat jauh antara Kevin dan Rio. Vita menyimpan dalam-dalam
kenangan saat ia bersama Kevin dulu, walau hanya hubungan sebatas adik kakak.
Dan mengingat dalam-dalam sebuah arti pengorbanan yang Rio berikan untuknya.
**
Setelah lama
liburan, kini semua siswa dan siswi SMA CREZH VILLE masuk seperti biasanya.
Kini Novita Mariska telah menjadi senior disekolahnya. Ia duduk dikelas XII
IPA.
Vita
membuang jauh-jauh dulu kenangan bersama Kevin dan Rio selama disekolah. Dia
tak ingin terlihat menyimpan masalah oleh teman-temannya. Dari kejauhan,
datanglah seseorang memegang sebuah kamera SLR memasuki kelas. Vita memandangi
orang ini dengan bingung.
Untuk hari
pertama masuk kelas XII, mereka dibebaskan dari semua mata pelajaran. Maka dari
itu, seluruh murid sibuk dengan gadget masing-masing. Vita sedang bbman dengan
seseorang. Saat menunggu balasan bbmnya, Vita kembali melihat seseorang yang
gemar membawa kamera SLR ini. Kini orang itu, tengah memfoto siswa-siswi
didepan kelas.
“ cowok
itu siapa sih? Apa anak baru disni? “ ungkap Vita dalam hati.
Jam
istirahat pun berbunyi, namun semua murid malah asyik dikelas. Karena ini jam
bebas, jadi sedari pagi murid pun bebas bepergian kemana saja. Vita membuka
notebooknya dan memulai chatting dengan sepupunya. Sesekali ia tertawa membaca
ucapan sepupunya itu.
Karena
merasa suasana kelas berisik, Vita membawa notebooknya keluar kelas. Dan
memulai chatting dibangku koridor sekolah. Saat matanya tengah memandang
suasana luar kelas, ia melihat seseorang dengan kamera SLRnya sedang memfoto
pemandangan.
Vita
membuang pandangannya dari orang itu, lalu fokus dengan chattingannya. Saat
asyik chatting, tiba-tiba seseorang duduk disebelahnya. Orang itu tengah
melihat gambar-gambar yang telah ia foto. Vita memandang orang itu. Kemudian
orang itu berjalan lagi ke koridor dan mencari objek yang bagus untuk menjadi
latar fotonya.
**
Pukul 11.45
wib, seluruh murid telah dipulangkan karena ini masih merupakan hari pertama
diawal tahun ajaran baru. Guru-guru juga belum memberikan materi pelajaran.
Vita jalan
ke tempat parkir, ia mencari mobilnya. Karena kelas 3 kini ia telah dibolehkan
membawa mobil oleh orang tuanya. Saat ingin memasuki mobil, ia melihat
seseorang dengan kamera SLR yang menggantung dilehernya memasuki mobil berplat
nomor B 239 DS.
Deg! Seperti
ada sebuah benda menyentuh kepalanya, ia teringat suatu hal saat setahun yang
lalu. Ia terlambat dan diajak seseorang masuk ke mobil itu dan akhirnya
berhasil masuk kelas.
“ gue
harus ngikutin orang itu! “ ungkap Vita dalam hati.
**
Kini Vita
masih mengikuti seseorang yang berada didepannya saat ini. Mau tidak mau, ia
harus mengetahui siapa orang itu sebenarnya. Sampai akhirnya mobil berplat
nomor B 239 DS berhenti disebuah danau. Lalu Vita turun dari mobilnya dan
membututi orang itu yang berjalan ke tepi danau.
“ lo ngapain
ngikutin gue? “ tanya orang itu.
Vita kaget
dan memilih mundur, “ gue penasaran sma lo! “ ungkapnya.
Seseorang
itu menoleh, “ akhirnya berhasil buat ngebawa lo kesini! Gue tau kok dari tadi,
lo merhatiin gue terus disekolah “ ucapnya.
“ heh! Emang
lo mau ngapain gue? Lo.. lo? Em, peramal ya “ ucap Vita gugup.
Seseorang
itu tersenyum, lalu melanjutkan jalan ke tepi danau. Vita mengikutinya meski
ada rasa takut.
“ eh lo
siapa si? “ tanya Vita, memberanikan diri.
Orang itu
mengajak Vita duduk ditepian danau, “ gue Digta “ jawabnya.
“ terus maksud
lo ngomong kaya tadi itu apa? “ tanya Vita.
“ gimana
hubungan lo sma Kevin? “ ucap orang itu basa-basi.
Vita kaget
mendengarnya, “ kepo lo ah! Tau darimana “ ucapnya.
“ gue tau
semua tentang lo! Pacar lo, anniv lo, gebetan lo sampe masalah lo sama kedua
cowok itu! Gue tau kok “ jelas Digta.
Vita
membelalakkan matanya seolah tak percaya, “ ih “ ucapnya.
Digta
mengambil dedaunan yang jatuh ditanah. Ia merobek dedaunan itu, “ lo kaya daun
ini, dulu lo suka banget sma Kevin tanpa lo tau kalo seseorang suka juga sma
lo! Orang itu kaya daun ini, yang udah gue robek-robek, hati dia sakit kaya
daun ini setelah tau kalo lo deket sma Kevin dan pnya cwok. “ ucapnya.
Vita bingung
dengan cerita Digta, ia sesekali mendengarkan namun pikiran dia
melayang-layang.
Digta
mengambil sebuah batu lalu membuangnya, “ sekian lama orang itu mendem
perasaannya, akhirnya dia sadar kalau perasaan itu harus dia buang
sejauh-jauhnya! Karena orang gamungkin banget untuk milikin lo “ jelasnya.
Vita masih
terdiam dan menunduk mendengar semua ini.
Digta
mengambil ranting yang jatuh, lalu menguburnya dengan tanah, “ setelah dia
berusaha mendem perasaan itu, akhirnya dia mutusin buat ngubur jauh-jauh semua
tentang lo “ ucapnya.
Vita hampir
nangis dibuatnya, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Digta yang melihat
itu hanya menghela nafas.
Digta pergi
ke mobilnya, mengambil kamera SLR. Lalu kembali lagi, duduk disamping Vita, “
nih liat “ ucapnya.
Vita
mengambil kamera itu lalu melihat satu per satu gambarnya. Gambar pertama,
ketika Vita dan Kevin mengobrol dibalkon.
Gambar
kedua, saat Vita dan Rio memasuki toko gadget saat hari anniv mereka.
Gambar
ketiga, saat Vita melihat sebuah iPod berwarna ungu dan ingin membelinya.
Gambar
keempat, ketika Vita dan Kevin berada di ruang musik dan Kevin tengah
mengajari
Vita bermain piano.
Gambar
kelima, saat Rio tengah menunggu Vita dibober cafee dengan sebuah kotak ungu
dihadapannya.
Gambar
keenam, ketika Kevin mengajak Vita ke toko musik dan gambar selanjutnya ketika
Kevin mengajak Vita ke cafe.
Gambar
ketujuh, saat Rio berada dibalkon menunggu Vita dan akhirnya memutuskan Vita.
Vita
tersentuh melihat gambar-gambar itu, “ gimana bisa lo tau semuanya? Lo ada di
toko gadget, bober cafe sma tau kalau gue sma Kevin diruang musik? “ ucapnya
sambil meneteskan air mata.
Tanpa
menoleh ke Vita, Digta menjawab, “ karena gue cinta sama lo! “ ucapnya.
Vita
tersentak mendengarnya, ia memukul lengan Digta, “ lo bodoh! Kenapa ngga pernah
bilang dari dulu! Hanya karena kita gapernah sekelas, lo cuma bisa mantau gue dari
jauh doang! Lo pengecut.. kenapa gadari dulu?! “ ucapnya.
“ karna dulu
lo suka sma Kevin dan lo udah jadian sma Rio! Jadi gue lebih baik mundur “ ucap
Digta menunduk.
Vita kembali
memukul lengan Digta, “ asal lo tau, dulu gue pernah nyimpen hal yang sma dari
SMP, sampe akhirnya gue cape karena lo cuek banget orangnya! Tapi waktu udah
buat gue ketemu lagi sma lo di SMA dan disini. Setelah akhirnya Kevin dan Rio
pergi dari hidup gue.. ih! Lo bodoh!! Pengecut “ ucap Vita.
Digta tak
tega melihat cewek disampingnya ini menangis, ia terharu melihatnya, buru-buru
ia mendekap Vita dalam pelukannya. Hingga Vita larut dalam pelukan hangat
Digta.
Sampai
suasana kembali tenang, lalu Digta berucap, “ gue janji akan selalu sayang sma
lo dan gakan pergi dari hidup lo sampai gue berhenti bernafas “ ucapnya lalu
mengecup kening Vita.
TAMAT.
Komentar
Posting Komentar