Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Burning Sun

Pagi temen-temen,. Semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu diberi keceriaan dalam menjalani hari. Aku mau beri pendapat soal tragedi yang sedang marak akhir-akhir ini, nih. Tetap menyimak ya! Terima kasih! Ah ya, aku ini orangnya suka banget berselancar di internet dan kita tau sendiri kalau negara kita dan bahkan negara tetangga ditimpa rentetan musibah. 15 Mare lalu, terjadi penembakan di Christchurch, New Zealand yang sekarang alhamdulillah pelakunya sudah ditangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Belum lagi banjir di Sentani, Papua yang menyebabkan tidak sedikit korban. Gempa di Lombok, Mt. Agung dan Mt. Merapi yang mungkin sedang marah, ditambah banjir di Caruban, Madiun, yang juga memakan korban. Jadi sekarang, mari kita doakan teman-teman yang berada di daerah bencana atau terkena musibah, agar diberi keikhlasan dan kelapangan hati untuk menerima semuanya. Aamiin. Kemudian kita yang berada dalam keadaan baik-baik aja ini, bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan da

Cemas II

Sore temen-temen,. Udah dua hari lebih semenjak aku berantem dengan diriku sendiri dan pacarku. Sekarang aku kembali lagi. Balik lagi membagikan semuanya. Semua yang kurasa masih harus disusun lagi karena puzzle kehidupan belum selesai. Aku masih harus menyelesaikan urusanku, demikian juga dia. Jujur, sedikit demi sedikit aku masih penasaran apa yang membuat pikiranku sedemikian sakit kalau inget kalimat lalu yang dia ucapkan. Tapi berulang kali gua yakini diriku bahwa itu hanya dendam tak berkesudahan. Maksudku, aku harus damai dengan diri sendiri atas semua kepanikan yang bersumber dariku yang malah berdampak tidak baik ke orang sekitarku. Sekarang aku lagi belajar kearah sana. Belajar menata diri lagi supaya pantas, supaya dewasa, supaya bisa lebih bahagia dengan diri sendiri. Makin bahagia dengan pilihan dan ketetapan. Aku sadar mau menjadi sempurna itu gak gampang. Gak mudah. Tapi tiap orang mengidolakan 'sempurna' mereka meski gak tau harus jumpai sempurna itu diman

Cemas

Aku, Meilia, dara kelahiran Jakarta, 23 tahun silam. Aku suka menulis dan bisa mencurahkan segala hal lewat menulis. Tidak butuh berkali-kali aku katakan, aku ingin jadi penulis, juga. Penyuka tulisan identik dengan kesunyian dan ketenangan. Sesekali meneguk pahit bersama kopi dan berteman bersama angan. Nyaman. Hingga akhirnya begitu lulus SMK dan masuk di jurusan yang aku ingin. Aku kehilangan semangat menulis pada tahun kedua semester 3. Aku mulai menjalin hubungan dengan orang lain. Teman sejurusan, seangkatan, sepermainan. Dia ahli dalam bidangnya di Sastera. Sementara aku di Linguistik. Aku sudah tau itu. Meski aku tekankan padanya, aku suka Sastera. Sampai akhirnya, kami mengerjakan tugas, fokusku untuknya, fokusnya untukku. Tapi lambat laun, dia mulai aneh dengan jalan pikirnya dan aku seolah kehilangan jati diri. Sebabnya, kami tidak sejalan dan selesai. Pada 2016, aku ke Bali menghilangkan segala penat usai putus dan aku menyukai Bali teramat sangat. Sampai-sampai a