Random Thoughts

Hari itu, pulang kuliah, sebetulnya udah paham keadaan Anita bakal kayak gimana ke depannya. Roy juga udah tahu sikap dia secara keseluruhan, karena cowok itu emang dasarnya sejak sekolah suka mengamati sikap teman-temannya. Kebetulan Anita ini juga temen SMP dan bahkan pernah sekelas sama Roy. Jadi tabiat dan kepribadiannya udah tergambar sedikit.

Dimana dulu Roy sempet dikejar sama Anita, karena saat itu Roy emang gak tertarik sama sekali sama dia dan segala sikap annoying-nya, Roy mutusin buat masang tembok gede sama cewek yang berlebihan dan suka tebar pesona sama cowok-cowok. Kira-kira maksud Roy, dia jaga jaraklah sama cewek yang begitu. Gak akan mau juga di deketin. 

Tapi ya, memang si Roy ini dikenalnya orang yang berani deketin cewek. Deketin pake cara sendiri dulu gitu deh, kalau dirasa dia udah mentok, baru panggil temen akrabnya yang hebring dan lebih supel dari dia, then see, dia bisa deket sama cewek itu dalam sekejap. Tapi juga nih, belajar dari sikap Roy yang udah udah, dia berhasil deket tapi gak pernah sampe jadi tuh. (Re: jadian, maksudnya.)

Karena kalau dipikir-pikir hidup Roy yang dulu itu hanya seputar mencari kebahagiaan di luar aja. Duniawi doang. Foya-foya dengan kebebasannya. Nikmatin waktu banget ketika kecil karena orangtua sibuk kerja dan akhirnya Roy tumbuh jadi pribadi yang kebingungan pas gede. Waktu usianya udah cukup bagus untuk megang kartu kependudukan. Lucu sih si Roy ini, dulu dia diem banget sewaktu sekolah dasar, karena hidupnya masih tertata banget. Masih ada yang merhatiin dan mantau perkembangan akademik dan lingkungan pergaulannya. Meski orang-orang di sekitarnya gatau, kalau dia yang dulu dititipin tetangga, terus ke om dan tantenya, terus sempat sendirian di rumah. Rasanya tuh orangtua-nya hanya harus nerima beresnya aja. Ketika diasuh dengan baik, dia akan tumbuh jadi anak yang pinter dan cerdas. Peraih ranking dan bener-bener kebanggaan banget. Begitu diasuh hanya dengan lingkungan, pola Roy belajar jadi sembarangan. Gampang terbawa arus karena sebenernya dia hanya ngerti bahwa hidup harus dinikmatin. Gak usah diambil pusing.

Berangkat dari pengalaman itu, Roy tumbuh jadi pribadi yang kebingungan pas gede. Bingung dengan identitasnya. Bingung mau dia apa dan harus gimana dia. Dia banyak gelisah karena pernah berada di luar jalur dan jadi pribadi yang membangkang sama kedua orangtuanya. Meski pada dasarnya Roy ini anak penurut dan baik banget ke orang lain. Dia banyak mikirin gimana ngubah kegelisahannya biar tetep bisa having fun sama temen sebayanya atau usia di atasnya, plus dengan segala sikap perfeksionis dan apa-apa harus sesuai sama ketentuannya, yang kadang-kadang itu bikin Roy jadi seperti susah nikmatin hidup, gak seperti Roy yang jaman sekolah.

Pernah punya pacar tapi dijadiin bahan gunjingan doang.

Pernah punya pacar tapi dikira jalan bareng sama cowok lain.

Pernah punya pacar karena obsesi sama cinta monyetnya jaman sekolah--yang ujungnya dia ditinggalin dan ya udah selesai aja gitu. Ceweknya pindah keluar kota dan gak pernah ketemu lagi sama Roy. Mereka hilang kontak bertahun tahun lamanya. Bikin Roy kelimpungan karena pengin cewek yang kayak dia untuk hadir di hidupnya lagi. 

Pernah punya pacar tapi ternyata Roy dinilai belum cukup baik dari segi akhlak, buat nemenin cewek yang sukanya belajar beberapa agama tapi langsung di-underestimate sama Roy. Sampe Roy dan temen sekumpulannya gak paham keyakinan ini cewek kayak gimana sebetulnya.

Sampe akhirnya Roy ketemu sama Anita setelah Roy putus sama cewek yang penyuka belajar banyak agama itu, yang kerjaannya nyari identitas dan pengakuan riil tertulis dari sebuah buku yang dimana itu bisa sesuai sama jalan hidupnya, dan yah, akhirnya Roy ketemu sama Anita.

Anita yang sikapnya berlebihan.

Anita yang bawelnya minta ampun.

Anita yang cerdas tapi terlalu bossy. Cerdas tapi cerdasnya dipakai untuk jadi pemimpin yang kepemimpinannya masih diraguin sebagai seorang pemimpin. Orang yang gampang membuang orang lain ketika dia udah gak berguna atau gak bisa denger alasan orang. Apa-apa yang maunya hanya berjalan sesuai dia dan terlalu cuek sama hal-hal semacam musyawarah karena dipikirnya orang yang seusianya itu gak bisa sesuai dengan kriteria orang yang harus dia patuhi.

Gue sendiri gatau kenapa Roy sampe milih Anita. Kasih Anita kesempatan berkali-kali sampe akhirnya Roy ditinggalin juga. Sumpah deh Roy, apa yang salah dalam hati dan otak lo? 

---

Wkwkwk. Kalau dimasukin wattpad bagus juga cerpennya kan?

Jumat, 27 Maret 2020.
Pukul 07:13 wib.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Titik Balik

Pengorbanan Shilla

Kopi Pahit